Bagaimana Cara Migrasi Website ke Hosting Baru
Migrasi website ke hosting baru sering kali menjadi kebutuhan bagi pemilik situs yang ingin mendapatkan performa lebih baik, fitur lebih lengkap, atau layanan yang lebih stabil. Meskipun terdengar rumit, proses migrasi website sebenarnya bisa dilakukan dengan aman jika mengikuti langkah-langkah yang tepat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara migrasi website ke hosting baru tanpa mengganggu operasional situs.
Mengapa Perlu Migrasi Website ke Hosting Baru?
Sebelum masuk ke langkah-langkah migrasi, penting untuk mengetahui alasan utama mengapa seseorang perlu pindah ke hosting baru:
- Performa Lambat – Hosting lama memiliki kecepatan rendah dan sering mengalami downtime.
- Kapasitas Terbatas – Penyimpanan atau bandwidth sudah tidak mencukupi kebutuhan website.
- Harga Lebih Kompetitif – Hosting baru menawarkan layanan dengan harga lebih terjangkau.
- Layanan Pelanggan yang Buruk – Support di hosting lama kurang responsif atau kurang membantu.
- Keamanan yang Lebih Baik – Hosting baru menawarkan fitur keamanan yang lebih canggih.
Jika salah satu alasan di atas relevan dengan situasi Anda, maka migrasi hosting adalah keputusan yang tepat.
Persiapan Sebelum Migrasi Website
Sebelum memulai proses migrasi, pastikan Anda melakukan beberapa persiapan berikut:
a. Pilih Hosting Baru yang Sesuai
Pastikan Anda memilih layanan hosting yang sesuai dengan kebutuhan website, baik dari segi kecepatan, kapasitas, keamanan, dan harga. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
- Apakah mendukung teknologi yang digunakan di website Anda (misalnya PHP, MySQL, WordPress, dll.)?
- Apakah memiliki fitur backup otomatis?
- Apakah menyediakan migrasi gratis atau harus dilakukan sendiri?
b. Backup Seluruh Data Website
Backup sangat penting untuk mencegah kehilangan data selama proses migrasi. Anda bisa melakukan backup dengan:
- Menggunakan fitur backup dari cPanel.
- Menggunakan plugin backup (jika menggunakan WordPress, plugin seperti UpdraftPlus bisa digunakan).
- Men-download semua file website melalui File Manager atau FTP (File Transfer Protocol).
c. Backup Database Website
Jika website menggunakan database (misalnya WordPress, Joomla, atau CMS lain), lakukan backup database dengan:
- Masuk ke phpMyAdmin di cPanel.
- Pilih database yang digunakan website.
- Klik Export dan pilih format SQL untuk menyimpan data.
Dengan memiliki backup ini, Anda bisa mengembalikan website ke keadaan semula jika terjadi kesalahan saat migrasi.
Cara Migrasi Website ke Hosting Baru
Setelah semua persiapan selesai, berikut adalah langkah-langkah migrasi website ke hosting baru:
a. Upload File Website ke Hosting Baru
- Masuk ke akun hosting baru dan buka File Manager.
- Upload file website yang sudah dibackup sebelumnya ke direktori public_html atau folder yang sesuai.
- Jika menggunakan FTP, gunakan software seperti FileZilla untuk mengunggah file website.
b. Impor Database ke Hosting Baru
- Masuk ke phpMyAdmin di hosting baru.
- Buat database baru dengan nama yang sama seperti database lama.
- Pilih database tersebut, lalu klik Import.
- Unggah file .sql yang sudah dibackup sebelumnya dan tunggu prosesnya selesai.
c. Edit File Konfigurasi
Jika website menggunakan database, maka file konfigurasi perlu diperbarui agar sesuai dengan kredensial database baru.
Untuk WordPress, edit file wp-config.php dan ubah informasi berikut:
define('DB_NAME', 'nama_database_baru');
define('DB_USER', 'username_database_baru');
define('DB_PASSWORD', 'password_database_baru');
define('DB_HOST', 'localhost');
Pastikan informasi tersebut sesuai dengan detail dari hosting baru Anda.
Mengarahkan Domain ke Hosting Baru
Setelah semua file dan database berhasil dipindahkan, langkah selanjutnya adalah mengarahkan domain agar website bisa diakses dari hosting baru.
a. Ubah Nameserver (NS) Domain
- Masuk ke akun penyedia domain Anda (misalnya Namecheap, GoDaddy, atau penyedia lainnya).
- Cari opsi untuk mengubah Nameserver.
- Masukkan Nameserver baru yang diberikan oleh penyedia hosting baru Anda.
- Simpan perubahan dan tunggu propagasi DNS (biasanya memakan waktu 24–48 jam).
b. Cek Apakah Domain Sudah Beralih ke Hosting Baru
Setelah perubahan Nameserver, Anda bisa mengecek apakah domain sudah mengarah ke hosting baru dengan menggunakan perintah berikut di terminal atau command prompt:
nslookup namadomainanda.com
Jika IP yang muncul sesuai dengan hosting baru, berarti migrasi berhasil.
Pengujian Website Setelah Migrasi
Setelah migrasi selesai, pastikan semua fitur website berfungsi dengan baik. Beberapa hal yang perlu dicek:
- Cek tampilan website apakah ada error atau file yang hilang.
- Tes kecepatan website untuk memastikan performa lebih baik dari hosting sebelumnya.
- Periksa database dan fungsionalitas seperti login pengguna, formulir kontak, dan fitur lainnya.
- Cek broken links atau error 404 menggunakan Google Search Console atau tools seperti Screaming Frog.
Jika ada error, periksa kembali file konfigurasi dan database yang diimpor.
Hapus Data dari Hosting Lama
Setelah yakin bahwa website berjalan lancar di hosting baru, Anda bisa menghapus data dari hosting lama untuk menghindari duplikasi atau masalah keamanan.
Namun, sebelum menghapus, pastikan Anda memiliki backup terakhir sebagai cadangan jika terjadi masalah.
Kesimpulan
Migrasi website ke hosting baru memang membutuhkan beberapa langkah teknis, tetapi jika dilakukan dengan benar, proses ini bisa berjalan lancar tanpa gangguan pada website Anda. Beberapa poin penting yang harus diingat:
✅ Selalu lakukan backup sebelum migrasi.
✅ Gunakan tools seperti FTP dan phpMyAdmin untuk transfer file dan database.
✅ Update konfigurasi file agar sesuai dengan hosting baru.
✅ Ubah nameserver domain agar mengarah ke server baru.
✅ Lakukan pengujian setelah migrasi untuk memastikan semua fitur berfungsi dengan baik.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa memigrasikan website dengan aman dan meningkatkan performa serta keandalan situs Anda di hosting baru.
Baca Juga : Review DreamHost: Penyedia Web Hosting yang Terpercaya